Yang perlu dicatat juga, bahwa wisata virtual kenyataannya sejauh ini tidak bisa diakses oleh semua orang karena tidak semua orang memiliki akses ke perangkat digital dan koneksi internet yang memadai.
Dengan kenyataan bahwa benefit ekonomi adalah alasan utama pariwisata di kembangkan di banyak wilayah, maka banyak negara tetap akan mendorong wisata fisik untuk menghasilkan banyak manfaat ekonomi bagi bangsa. Jadi, kita tidak sendirian.
Terakhir, adalah fakta bahwa wisata virtual memiliki interaksi sosial yang terbatas. Meskipun akan berkembang penciptaan wisata virtual dengan fitur lengkap interaksi antarturis di dalamnya yang diwakili dengan avatar Anda di ruang digital, interaksi fisik tetap tidak tergantikan secara sempurna oleh teknologi.
Bertolak dari kelebihan dan kekurangan wisata virtual tadi, pelaku industri pariwisata di Indonesia hendaknya tetap optimistis bahwa teknologi akan menjadi pelengkap yang menguntungkan bagi semua pihak.
Tanpa abai dan tetap mengantisipasi serta mengadopsi perkembangan teknologi yang semakin bergerak cepat, industri pariwisata Indonesia harus tetap tumbuh, bangkit terutama pascapandemi nanti, serta memberikan banyak keuntungan bagi negara dan bangsa.(anjas)
Komentar