oleh

Revitalisasi BKB Butuh Sebuah Blue Print Dengan Libatkan Semua Pihak

Palembang, jurnalsumatra.com – Center For Creative Economy, Tourism, Inheritance And Culture (Cetic) bersama Universitas Taman Siswa (Tamsis) Palembang menggelar Webinar Series 1 dengan tema : Revitalisasi Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang Ditinjau Dari Perspektif  Regulasi Pengembangan Pariwisata, Jumat (29/1).

Narasumber adalah Kabintal II Sriwijaya Kol Drs. Zulkifli, Walikota Palembang periode 2003-2013, Ir. H. Eddy Santana Putra MT, Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV RM Fauwaz Diradja, S.H Mkn, Peneliti Muda Litbang Kemenhan RI  Dr (C) Gerald Theodorus L Toruan, S.H., MH

Webinar di pandu Moderator sekaligus Ketua Pusat Kajian Cetic Akhmad Muftizar Zawawi  M.Ed LM.

Dalam webinar tersebut terungkap untuk melakukan revitalisasi BKB diperlukan sebuah blue print sehingga rencana revitalisasi bisa terarah dengan melibatkan semua stekholder terkait yang ada di Palembang.

“Saya satu pemikiran dengan pak Sultan (SMB IV) , upaya revitalisasi ini adalah proyek jangka panjang , ini mumpung awal tahun,  ada dukungan dari DPRD kota Palembang, ya setelah dari sini kita bikin tim kecil mungkin inisiatornya mungkin dari Pemkot atau dari Kesultanan Palembang, lalu membuat blue print, membuat blue print  itu tidak bisa sembarangan harus melibatkan Balai Arkeologi, arsitektur dari Universitas Sriwijaya, DPRD mendukung dari sisi legislasinya dengan perdanya mungkin,” kata Peneliti Muda Litbang Kemenhan RI  Dr (C) Gerald Theodorus L Toruan, S.H., MH.

Setelah webinar ini menurut Theo harus ada tindak lanjut dan jangan berhenti sampai disini dan mumpung masih diawal tahun harus terus di kawal.

Theo bertanya,  kenapa Palembang tidak berkaca dari Pemerintah Daerah Ambon yang kini tengah melakukan revitalisasi Benteng Victoria. Dimana seharusnya Palembang juga melakukan hal yang sama seperti dilakukan Pemerintah Daerah Ambon.

Dia berharap, jangan sampai terjadi dimana blue print revitalisasi BKB belum ada,  tetapi masih tetap mengharapkan investor dari luar untuk melakukan revitalisasi BKB.

“Harusnya blue printnya  dibuat mulai awal tahun ini, blue print bisa di paparkan melalui pihak DPRD dengan pihak Kesultanan dengan pihak Kodam nanti bisa revisi blue printnya, blue print tidak bisa sekali jadi,” katanya.

Theo juga memaparkan kalau masyarakat Palembang harus bersyukur kalau BKB hingga kini masih di rawat dan di pelihara oleh Kodam II Sriwijaya dalam hal ini Kesdam II Sriwijaya .

Sedangkan fenomena saat ini di BKB dia melihat berdasarkan hasil penelitian Balitbang Kemhan RI tahun 2020 dimana  Pemkot Palembang kurang memberikan perhatian kepada pemeliharaan BKB.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed