oleh

Menyulap tempat seram menjadi Taman Bahagia Indonesia

Selanjutnya terapkan rumus Sederhana yaitu Sesuai Kebutuhan, Dermawan, Hati-hati, dan Nabung. Menurut dia, jika konsep itu dijalankan maka tidak akan muncul sifat tamak, serakah, tapi sebaliknya akan menjadi orang yang sabar, selalu bersyukur hingga akhirnya tercipta kebahagiaan.

“Karena dalam hidup ini tidak ada tujuan lagi selain ingin bahagia, kalau kita sudah bahagia maka tidak ada lagi yang ingin dicapai, bahagia itu ujung dari segala ujung tujuan,” kata pria yang saat ini bergabung dalam Paguyuban Asep Dunia.

Dalam kondisi pandemi saat ini Asep mengungkapkan kegiatan Taman Bahagia Indonesia dibatasi, hanya beberapa anak dari kampung sekitar yang hadir untuk belajar, bermain, maupun belajar melukis.

Menurut dia, situasi pandemi sekarang tidak menjadi halangan untuk terus menularkan pemikiran dan mempengaruhi anak agar tetap bahagia, meskipun tidak belajar di sekolah, tapi anak harus bisa diciptakan bahagia belajar di rumah, dan lebih dekat dengan orang tua.

Hal utama dalam kondisi pandemi saat ini, menurut dia, yaitu harus aman, imun, dan iman, maksudnya aman tidak terjangkit wabah, kemudian menjaga imun agar tetap kuat dan tetap iman yaitu selalu beribadah dan meminta pertolongan kepada Allah SWT.

Asep meyakini wabah COVID-19 saat ini akan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, salah satunya orang tua lebih dekat dengan anaknya karena orang tua memiliki kesempatan banyak untuk mendidik anaknya.

Asep juga meyakini dengan adanya wabah COVID-19 ini bisa membuat anak-anaknya di rumah tetap bahagia. Asep seringkali usai shalat Subuh menanyakan kepada anak-anaknya tentang kebahagiaan tinggal di rumah, kebahagiaan bersama orang tua, dan kebahagiaan bersama orang tercinta.

Jawabannya, “Ya alhamdulillah bahagia,” kata Asep menirukan ucapan anaknya.(anjas)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed