Pada saat terjadinya bencana, 14 hari pertama distribusi logistik dilakukan Dinas Sosial dengan persediaan 25 ton beras, dan jika masih dalam situasi bencana pada hari ke-15 dan seterusnya, akan dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dengan persiapan 200 ton beras.
Selama tidak terjadi bencana, persediaan tersebut tidak boleh dikeluarkan dulu, begitu juga anggaran yang disediakan di dinas-dinas lainnya, termasuk dana Rp2 miliar di BPBD yang dialokasikan dalam menghadapi bencana.
Sebagai langkah antisipasi, Kotabaru di bawah kepemimpinan Bupati H Sayed Jafar telah mengambil tindakan preventif.
Di antaranya dibukanya koneksi jalan, khususnya daerah-daerah terisolir yang selama ini masih belum terhubung antara satu desa ke desa lainnya.
Kotabaru bertekad menghapus stigma negatif terhadap Bumi Saijaan sebagai daerah yang terpencil dan terisolir.
Sehingga membuat kebijakan dengan memprioritaskan pada infrastruktur khususnya jalan yang mencakup pembukaan dan pembangunan jalan antardesa, antarkecamatan dan hingga menghubungkan daerah lain (antar kabupaten dan provinsi).
Tekad Kotabaru di sektor infrastruktur diwujudkan dengan terus meningkatnya anggaran dari tahun ke tahun.
Data menunjukkan 2017 panjang jalan yang ditingkatkan 51 km, terdiri dari 18 km pendanaan dari DAK (Dana Alokasi Khusus) dan 33 km anggaran dari APBD.
Selanjutnya pada 2018 terjadi peningkatan baik volume dan panjang jalan yang ditingkatkan menjadi 68,803 km, terdiri dari 7,51 km dari DAK dan 62,293 km dari APBD Kotabaru.
Pada 2019 Kotabaru melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan peningkatan perbaikan jalan sepanjang 160,282 km terdiri 22,243 km pendanaan DAK dan 138,039 dari penganggaran APBD.
Berbagai upaya yang dilakukan tersebut diharapkan dapat menghindari Kotabaru dari bencana alam seperti banjir, sehingga bisa mengurangi adanya korban jiwa maupun kerugian harta benda.(anjas)
Komentar