oleh

Menakar kesiapan Kotabaru hadapi bencana alam

Langganan banjir

Sebanyak 11 daerah di Provinsi Kalimantan Selatan yang terdampak banjir, terdiri dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah (terparah), Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan, Tabalong, Balangan, dan Tapin.

Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru, Tanah Laut dan bagian hilir yakni Kabupaten Barito Kuala serta Kota Banjarmasin.

Bahkan hingga tulisan ini dibuat, masih terdapat sejumlah titik banjir dan genangan dengan ketinggian bervariasi dari mata kaki hingga pinggang orang dewasa.

Hanya dua daerah yang secara umum tidak mengalami musibah banjir kali ini, yakni Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru.

Padahal dua kabupaten yang dulunya satu wilayah dan kemudian 2003 dimekarkan menjadi kabupaten terpisah itu, selama ini kerap menjadi ‘langganan’ banjir dan tanah longsor.

Berkaca dari peristiwa yang ‘memilukan’ bagi 11 kabupaten terdampak banjir, Pemkab Kotabaru tidak terlena dan lengah.

Oleh karenanya semua pihak yang menjadi pemangku kepentingan (stakeholder) melakukan koordinasi dan konsolidasi dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam.

Kabupaten Kotabaru merupakan 1 dari 13 kabupaten/kota di Kalsel yang memiliki luas wilayah 9.422,46 Km2, atau 25,11 persen dari luas wilayah Kalimantan Selatan yakni 37.377,53Km2.

Dengan wilayah yang begitu luas, daerah yang dijuluki “Bumi Sa-Ijaan” dan berdiri sejak 1 Juni 1950, terdapat 22 kecamatan, terdiri dari 202 desa/kelurahan dan memiliki ruas jalan sepanjang 1.389,185 Km itu harus benar-benar siaga dalam menghadapi bencana alam.

Ketua DPRD Kotabaru Syairi Mukhlis mengatakan, secara umum Kotabaru siap siaga dalam menghadapi bencana banjir.

Pasalnya, Bumi Saijaan secara geografis daerahnya dikelilingi lautan dan daratan banyak pegunungan, sehingga sangat rentan terjadinya bencana alam.

Dalam kondisi tersebut, Kotabaru memiliki potensi terjadinya bencana alam, seperti gelombang tinggi, puting beliung, air laut pasang tinggi berbarengan hujan dengan intensitas tinggi, maka akan menimbulkan genangan air dan banjir di sejumlah titik.

Belum lagi tanah longsor seperti yang beberapa waktu lalu yang terjadi di sejumlah daerah khususnya daratan Kalimantan, untuk itu perlunya koordinasi dan konsolidasi semua pihak dalam mengantisipasi semua itu.

DPRD Kotabaru sudah berkoordinasi dengan Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) guna mengantisipasi terjadinya bencana alam, dan selalu memantau daerah-daerah yang dianggap rawan bencana seperti di Muara Batuan dan sekitarnya, daerah yang sering banjir seperti Sampanahan dan sekitarnyasekitarnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed