Kotabaru, jurnalsumatra.com – Kalimantan Selatan berduka. Sebanyak 11 dari 13 kabupaten/kota di provinsi berjuluk “Bumi Lambung Mangkurat” ini diterpa banjir bandang.
Hingga kini masih menjadi berdebatan perihal sebab musabab bencana yang mengakibatkan terendamnya ribuan rumah warga, perkantoran hingga rusaknya infrastruktur.
Berbagai tudingan dan opini tersebar ke permukaan dengan berbagai tanggapan yang berbeda.
Namun yang jelas salah satu sebab tingginya curah hujan yang turun sejak 12 Januari hingga beberapa hari itu menyebabkan kapasitas sungai di sejumlah daerah tak mampu menampung debit air hingga kemudian meluap dan menerjang pemukiman dari hulu hingga perkotaan yang ada di bagian hilir.
Tidak sedikit yang menjadi korban dalam bencana besar ini. Ribuan rumah, perkantoran terendam air bercampur lumpur. Sarana dan prasarana umum rusak, sebagian jalan dan jembatan pun putus tak bisa dilewati.
Kondisi terparah terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) pada tiga wilayah yakni Kecamatan Hantakan, Batubenawa dan Barabai.
Banjir bandang yang berlangsung tiga hari itu, meluluhlantakkan pemukiman warga, sejumlah rumah warga dan tempat ibadah “hilang” terseret banjir. Puluhan warga dinyatakan meninggal dunia dan beberapa lainnya masih belum diketahui nasibnya, karena hilang sejak banjir terjadi.
Sebagai entitas sosial, kita semua hendaknya merenung dan bermuhasabah, introspeksi diri menjadi keharusan, dalam menyikapi musibah yang kini terjadi.
Bersamaan dengan itu, kita juga harus bisa mengambil hikmah atas peristiwa ini. Tanpa harus menyalahkan siapa yang berkontribusi timbulnya bencana alam ini.
Namun yang jelas, siapapun kita dapat melihat rasa empati dan solidaritas masyarakat sebagai wujud kepekaan sosial itu muncul dan bangkit untuk membantu para korban terdampak banjir.
Berbagai bantuan dikerahkan dan disalurkan tanpa ada perintah dan imbauan. Masing-masing warga dari berbagai tempat mengambil peran dalam membantu meringankan beban bagi sesama yang sedang dirundung duka akibat banjir.
Tak terkecuali, masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Kotabaru turut dalam aksi sosial tersebut.
Secara terlembaga penyerahan bantuan dipimpin oleh Ketua DPRD Kotabaru Syairi Mukhlis yang membawa rombongan sebanyak 23 unit mobil kecil dan truk berisi logistik senilai ratusan juta rupiah yang diperuntukkan bagi para korban banjir Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Banjar.
“Kita cukup prihatin melihat kondisi warga di daerah pascabanjir, semoga bantuan dari masyarakat dan Pemda Kotabaru ini dapat meringankan beban para korban,” ucapnya saat menyerahkan secara simbolis dan diterima oleh Bupati HST, H Anang Chairiansyah dan jajarannya.
Komentar