Palu, jurnalsumatra.com – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Palu menggalakkan sosialisasi di sejumlah sekolah di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sebagai salah satu upaya memberantas penyalahgunaan narkoba yang kini sangat memprihatinkan di provinsi itu.
Kepala BNN Kota Palu AKBP Baharuddin pada acara sosialisasi narkoba di SMP Negeri 2 Palu, Selasa, mengatakan Sulteng merupakan daerah peringkat keempat di Indonesia dalam kategori rawan narkoba, terutama di Kota Palu, sehingga pihaknya proaktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk kalangan pelajar.
“Kami menjalin kerja sama dengan pihak sekolah untuk mengantisipasi agar siswa tidak terlibat kasus narkoba. Kerja sama BNN dengan pihak sekolah ini juga untuk mendeteksi sejak dini, agar indikasi narkoba di lingkungan sekolah bisa segera diantisipasi,” ujarnya.
Baharuddin mengatakan kegiatan sosialisasi yang dilakukan BNN pada awal 2021 ini telah menyisir sebanyak lima sekolah menengah pertama di Kota Palu, sekaligus juga melakukan pemeriksaan mendadak kepada peserta siswa dengan menggunakan alat periksa urin yang akurat.
Ia juga menyampaikan jika mengetahui ciri-ciri anak yang terindikasi narkoba seperti anak malas, pola hidup berubah, tidur tidak teratur, makan tidak teratur, belajar tidak semangat, maka hendaknya orang tua atau guru di sekolah bisa menghubungi pihak BNN setempat untuk segera ditangani dengan baik.
“Kalau melihat ciri-ciri anak seperti itu, bisa hubungi BNN untuk dilakukan tes urin. Jangan bawa ke polisi, tapi BNN bisa tangani dengan memberikan solusi agar anak tidak kecanduan. Kita harapkan kerja sama dengan guru dan orang tua murid, dan orang tua harus bisa merangkul, jangan jadikan musuh,” ujarnya.
Sementara itu pemateri dari Kepala Bidang PAUD dan Masyarakat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulteng Dr Dasman Lamasiara menyatakan pentingnya membangun kemitraan dan kolaborasi antara satuan pendidikan, masyarakat dan orang tua.
“Hal penting ini tidak boleh dilakukan hanya sepihak oleh sekolah, tentu perlu kemitraan tiga pilar sebagai tri sentra pendidikan yaitu satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat,” ujarnya.
Ia mengatakan keterlibatan orang tua sangat penting untuk mengawasi anak belajar, mencegah terjadinya ‘bullying’, tidak terjadi kekerasan, dan mencegah terjadinya peredaran narkoba, serta hal lain terkait tindakan antisosial.
“Kolaborasi secara maksimal satuan pendidikan, masyarakat dan orang tua untuk ikut menyelesaikan masalah yang dihadapi atau bisa terlibat dan menjadi bagian pemecahan masalah atau pencegahan dini bahaya narkoba,” ujarnya.
Komentar