oleh

Memperkuat karakter siswa dengan konsep Ki Hajar Dewantara

Secara prinsip, ia menegaskan bahwa kesehatan siswa tetap menjadi prioritas utama untuk dipertimbangkan termasuk perkembangan psikososial siswa dalam menghadapi pandemi.

Wali kelas menyapa

Merespons kehendak Pemda DIY, sejumlah sekolah kemudian berusaha menunjukkan kreativitas masing-masing untuk mendefinisikan konsep peninggalan bapak pendidikan nasional itu.

SMA Negeri 1 Sleman, misalnya, menerjemahkan konsep “Tripusat Pendidikan” melalui program “Wali Kelas Menyapa”. Program yang telah dijalankan sejak awal masa pandemi ini dinilai efektif menjembatani komunikasi personal antara wali kelas dengan orang tua maupun dengan murid.

Kepala SMA N 1 Kabupaten Sleman Fadmiyati mengatakan, melalui wali kelas menyapa, setiap wali kelas secara berkala menyapa anak didik dan orang tuanya melalui berbagai sarana seperti Whatsapp, pesan singkat, serta Zoom Meeting.

Tidak melulu membahas tugas akademik, pada kesempatan itu wali kelas dapat menanyakan berbagai kegiatan siswa selama di rumah sekaligus memberikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi orang tua dalam membina putra-putrinya.

Salah satu karakter yang diharapkan terbangun dalam diri siswa, menurut Fadmiyati, adalah kejujuran. Hal ini dapat dinilai antara lain dari kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan selama di rumah.

Selain itu, para guru juga dapat merangsang kepekaan atau rasa empati siswa terhadap peristiwa bencana seperti erupsi Gunung Merapi, serta berbagai bencana lainnya yang terjadi di pelosok Nusantara dengan menggalang aksi-aksi sosial.

Ia menyadari, pengembangan karakter meliputi kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab dan religiusitas siswa tidak bisa serta merta terpenuhi secara optimal dengan cara jarak jauh, sebab siswa umumnya membutuhkan keteladanan langsung.

Meski masih jauh dari kata ideal, Fadmiyati meminta para guru, khususnya wali kelas tak putus asa merawat dan mengembangkan karakter anak didiknya sebagai visi utama yang harus dicapai SMAN 1 Sleman.

Dalam implementasi program wali kelas menyapa, Nur Chotimah, salah satu wali kelas di SMAN 1 Sleman mengaku tidak menghadapi kendala berarti. Program itu biasa ia terapkan melalui grup Whatsapp maupun pesan secara pribadi kepada wali murid.

Program itu justru membantunya memetakan persoalan yang dihadapi orang tua atau keluarga dalam mendukung pembentukan karakter siswa.

Kendati tidak rutin dilakukan setiap hari, Nur kerap menerima keluhan dari para orang tua. Bukan sebatas persoalan yang berkaitan langsung dengan siswa, keluhan terkadang bisa melebar hingga menyentuh persoalan rumah tangga yang bersifat privasi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed