oleh

Celah ekonomi dari produk hijau

Paparan BPA pada makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu hamil yang katanya dapat berdampak negatif bagi kesehatan bayi atau ibunya juga ternyata tidak benar.

Badan kesehatan terkemuka dari seluruh dunia seperti FDA, Health Canada, EFSA, FSANZ, menyampaikan paparan BPA tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi orang-orang dari semua kelompok usia, termasuk anak yang belum lahir, bayi dan wanita hamil.

BPOM Indonesia juga telah menerbitkan syarat migrasi kemasan, termasuk yang ada paparan BPA-nya dan itu sudah didasarkan kepada uji laboratorium.

Direktur Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru BPOM, Ema Setyawati, mengatakan semua jenis migrasi tentu bahaya. Karenanya, menurut Ema, ada batas maksimalnya.

Kata Ema, bukan hanya BPA yang bahaya tapi juga bahan yang dikatakan bebas BPA juga ada bahannya.

Dia mencontohkan Acetaldehyde yang ada dalam kemasan berbahan PET (Poly Ethylene Terephtalat) juga bahaya kalau migrasinya melewati batas maksimalnya.

Jadi, tidak ada dasar ilmiah untuk mengatakan bahwa produk bebas BPA lebih aman dari produk dengan BPA. Karenanya, klaim “bebas/free” BPA untuk menunjukkan bahwa produk itu aman sangat menyesatkan. Federal Trade Commission bahkan sudah mengingatkan secara khusus bahwa klaim “bebas” itu dapat menipu konsumen.

Sepertinya jalan untuk menuju ekonomi hijau memang masih panjang dengan beragam pro dan kontra yang melingkupinya. Namun masyarakat mestinya cerdas untuk tidak terlampau kaku saat setuju menempuh ekonomi hijau. Sebab untuk sehat dan ramah lingkungan tak perlu menyiksa diri.(anjas)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed