Tidak hanya itu, TNI dan Polri pun ikut membantu dalam penanganan banjir dengan membantu BPBD dalam mengevakuasi korban banjir, kerja bakti membantu membersihkan rumah warga yang terdampak banjir dan memperbaiki tangkis sungai yang rusak akibat banjir, serta mendistribusikan bantuan.
Polres Jember juga mengerahkan water canon untuk mendistribusikan air bersih kepada warga yang terdampak banjir di Desa Wonoasri karena sumur warga terendam banjir, sehingga tidak bisa digunakan untuk kebutuhan memasak.
TNI dan Polri juga membantu BPBD bersama warga untuk memperbaiki tangkis Sungai Curahrejo yang rusak akibat banjir hingga menyebabkan ribuan rumah terendam, sehingga diharapkan perbaikan tangkis tersebut dapat mencegah meluapnya kembali air sungai ke permukiman warga.
Dengan ketiadaan anggaran penanganan bencana, Palang Merah Indonesia (PMI) Jember juga membantu mendirikan dapur umum di Desa Andongrejo untuk memasok makanan bagi warga terdampak banjir di dua desa, bahkan di Dusun Bandealit di kawasan Taman Nasional Meru Betiri yang sulit dijangkau.
Tim Wash PMI juga membantu menguras sumur warga yang terdampak banjir di Desa Wonoasri seiring dengan kondisi banjir yang sudah surut.
Bencana banjir tentu menyisakan sedikit trauma bagi anak-anak, sehingga Polres Jember menggelar panggung boneka Srikandi untuk membantu pemulihan trauma anak-anak korban banjir.
Stok cadangan logistik pangan
Bencana banjir yang menerjang Jember mendapat perhatian dari Kementerian Sosial, bahkan Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi posko pengungsian dan memberikan bantuan kepada pemerintah daerah setempat pada Senin (18/1).
Risma menilai penanganan bencana banjir di Jember sudah baik karena mendapat bantuan dari beberapa daerah lain, namun secara umum ia meminta setiap daerah memiliki stok logistik guna menghadapi bencana yang datang sewaktu-waktu.
Mantan Wali Kota Surabaya itu meminta pemerintah daerah menyiapkan stok cadangan logistik sendiri di sejumlah titik rawan bencana sebagai upaya antisipasi terjadinya kekosongan logistik saat ada bencana alam.
Menurutnya keberadaan stok cadangan bahan makanan sangat penting karena yang utama dalam penanganan bencana, harusnya stok makanan tersedia dulu di daerah sehingga langsung ditangani.
“Harus ada cadangan, minimal untuk kebutuhan pokok, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Kondisi alamnya seperti ini memang. Jangan sampai kita kesulitan kalau tiba-tiba ada bencana,” ujarnya.
Ia mengatakan sebenarnya sudah ada Badan Urusan Logistik (Bulog) yang menyediakan cadangan beras yang bisa diambil sewaktu-waktu jika terjadi bencana alam, namun alangkah baiknya jika pemerintah daerah punya cadangan pangan sendiri.
Komentar