oleh

Meniti revolusi mental via sepak bola

Meski demikian, proyek besar membenahi dunia persepak-bolaan nasional tidak boleh surut ke belakang. Pembenahan organisasi, menciptakan model kompetisi yang sehat dan profesional hingga menyiapkan pelatih, para pemain serta wasit yang berkualitas dan menjunjung tinggi sportifitas, masih belum lengkap jika tidak diiringi dengan upaya merevolusi mental para penontonnya.
Tidak ada yang meragukan loyalitas suporter di Indonesia meski tim yang mereka dukung hanya berkompetisi pada level antar-kampung. Sayangnya fanatisme buta sebagian mereka sering kali justru memicu persoalan klasik vandalisme dan anarki atau tawur massal seusai pertandingan.
Tentu bukan hal mudah mengubah prilaku penggila sepak bola ini. Tapi setidaknya apabila sudah ada yang memulai bagaimana seharusnya tata kelola persepak-bolaan dilaksanakan oleh semua stakeholder mulai dari level kepala negara hingga jenjang-jenjang di bawahnya secara jujur bertanggungjawab  dan semata-mata pula hanya demi memajukan cabang olahraga ini, bisa jadi perlahan tapi pasti prilaku positif akan menular hingga ke akar rumput. Who knows?(anjas)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed