Banjarmasin, jurnalsumatra.com – Banjir di Kota Banjarmasin memunculkan berbagai persoalan muncul, termasuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin yang harus bekerja keras menangani sampah di masa banjir.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kota Banjarmasin Marzuki di Banjarmasin, Selasa, mengatakan tantangan terbesar penanganan sampah di daerah yang terdampak banjir cukup besar seperti di Banjarmasin Timur dan Banjarmasin Selatan serta sebagian Banjarmasin Utara.
Karena air tergenang dalam, kata dia, bahkan sampai satu meter lebih, agar sampah tidak menjadi tambahan masalah besar yang baru di saat bencana ini, armada sampah juga pasukan kuning DLH harus berjuang untuk memungutnya.
“Apalagi sebagian tempat pembuangan sampah (TPS) tenggelam, sampah yang ada di masyarakat harus diambil setiap hari bagaimanapun caranya, agar tidak menumpuk,” papar Jack panggilan akrabnya.
Meski sudah berupaya sekuat tenaga ini, aku dia, tentunya pada saat banjir ini tetap tidak bisa normal, karenanya dia berharap masyarakat bisa juga mandiri mengelola sampah, khususnya yang di daerahnya mengalami banjir tinggi.
“Jangan dibuang sembarangan karena petugas sampah tidak bisa datang, tunggu dan kelola sebentar atau berinisiatif membuangnya ke tempat yang bisa petugas ambil,” harapnya.
Yang menjadi tugas baru pihaknya dalam pengelolaan sampah saat ini, yakni, yang bersumber dari dapur-dapur umum bencana.
“Karenanya kami juga membentuk petugas khusus yang menangani sampah dari dapur-dapur umum bencana ini, tentunya harus ditangani baik setiap harinya,” papar Jack.
Yang menjadi persoalan dan semua harus terlibat ikut menangani sampah, ujar dia, pascabanjir ini berakhir, ini akan menimbulkan sampah besar.
“Jadi kita harus gotong royong nanti ini, masyarakat kami harap membantu, kita siapkan armada pengangkutan ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Basirih, untungnya TPA daerah kita masih aman dari banjir,” ucapnya.
Produksi sampah di Kota Banjarmasin mencapai 650 ton per harinya, sebagian sampah dikelola sejumlah Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) atau TPS 3R, di mana juga ada sekitar 200 unit bank sampah, sebelum berakhir ke TPA Basirih.
Musibah banjir di ibu kota Provinsi Kalsel, Kota Banjarmasin sejak 14 Januari, dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin hingga 18 Januari, mencapai 51 ribu jiwa terdampak banjir, sebanyak 2.000 jiwa terpaksa mengungsi.(anjas)
Komentar