oleh

Saatnya Sulteng bantu pemulihan penyintas gempa Sulbar

Tim DP3A Provinsi Sulteng yang dipimpin langsung oleh Ihsan Basir saat ini berada di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).

Tim DP3A Provinsi Sulteng terdiri atas Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Sulteng, LSM pemerhati perempuan dan anak Yayasan Sikola Mombine dan Sahabat Pulau.

Di lokasi terdampak gempa di Kabupaten Mamuju, tim DP3A Sulteng bersama IBI, Yayasan Sikola Mombine dan Sahabat Pulau merangkul semua pemangku kepentingan di daerah itu, untuk berbagi pengalaman membentuk kluster ramah perempuan dan anak diikutkan dengan membentuk TRPA.

Semua pemangku kepentingan, termasuk para aktivis perempuan dan anak, juga teman-teman dari kesehatan berkomunikasi dalam rangka melakukan aksi pemenuhan hak-hak perempuan dan anak di situasi darurat bencana melalui pembentukan kluster ramah perempuan dan anak dan pembentukan TRPA di lokasi pengungsian.

Keberadaan sub-kluster ramah perempuan dan anak dalam situasi darurat bencana alam seperti gempa, serta pembentukan TRPA di lokasi pengungsian sangat penting.

Keberadaan sub-kluster ramah perempuan dan anak serta TRPA itu untuk mendorong penanggulangan bencana berbasis responsif gender, sehingga hak-hak kaum rentan seperti perempuan dan anak dalam situasi darurat bencana dan di lokasi pengungsian tetap terpenuhi.

Hal itu juga sebagai bentuk perlindungan terhadap perempuan dan anak dalam situasi darurat bencana dan di lokasi pengungsian.

Pada prinsipnya tenda ramah perempuan dan anak tersebut mengakomodasi kepentingan-kepentingan perempuan dan anak, termasuk pemulihan trauma (trauma healing).

TRPA pernah diterapkan di Kota Palu, Sigi, dan Donggala (Pasigala) dalam situasi darurat dan pascagempa 28 September 2018.

Pengalaman penanganan gempa Pasigala ternyata jadi modal untuk berbagi mewujudkan tenda ramah perempuan. Memang saat itu, Sulteng dibantu oleh UNFPA untuk kemudian melatih aktivis lokal dalam mengelola tenda ramah perempuan.

Metode itu yang kini dibagikan ke pemangku kepentingan di Sulbar untuk penanganan pengungsi yang lebih baik.(anjas)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed